aku mendengar orang bercerita..bercerita tentang aku di merata-rata.. aku mengetahui si penuang nasi tambahnya.dari satu menjadi dua, dari dua merebak virusnya. sedihnya bila dikatakan sahabat, namun apalah ertinya jika bercerita tentang orang lain pada orang yang lain, dan orang itu pula hurmm cukuplah Allah mengenalinya.
tidak akan ku buka aib orang lain walau apa pun berlaku. biarlah orang lain melakukannya, bukannya aku. dan ada kata-kata yang menambah, ingatlah Allah ada sentiasa memerhati kita.mungkin benar aku ada mengatakan, bertanyakan sesuatu namun janganlah melebih-lebihkan perkara yang tidak betul. Allah saksi ku, cukuplah. aku redha atas apa yang telah berlaku pada ku. namun, demi Allah.. tidak ku ampunkan dosa orang yang menambah-nambah, orang yang menyampai-nyampai dan orang yang berkata tidak benar. cukuplah selama ini aku bersabar dan memaafkan kalian yang berkali-kali berkata tentang ku. ini masa susahku. Apa mereka perlu merasa kesukaran dan kesusahan yang aku rasai, baru mereka faham? jika ya, moga dirasakan sedikit kepadamu oleh Allah, jika tidak. sila lah berhenti dari menambah dosa dan dosa. kerna saat mereka berkata-kata tentang aib ku, saat itu juga tidak lagi ku ampunkan setiap butir-butir ucapan itu. cukuplah, aku benar-benar berkecil hati. moga aku tidak termasuk dalam golongan yang berkata aib tentang orang lain. aku tidak terasa hati andai yang berkata itu orang yang aku punya masalah dengannya, namun bila orang lain yang berkata.. hurmm terpulanglah. moga Allah memaafkan kalian, namun kali ini bukan aku. moga hati ku terbuka untuk memaafkan. tapi saat ini, masih belum lagi.
berikut dipetik kata-kata dari laman facebook abu sayef atau membaca keseluruhannya dengan klik di sini
264.Soalan: Apakah yang dimaksudkan buruk sangka (su'- ul zon)?
Buruk
sangka (su'-ul zon) adalah salah satu daripada sifat-sifat mazmumah
(buruk dan tercela). Manakala mencari-cari kesalahan orang lain pula
hadir apabila wujudnya sangkaan buruk di dalam hati manusia.
Apabila
timbulnya buruk sangka, maka sudah tentu rasa ingin mencari kesalahan
seseorang itu timbul sehingga terbukalah kesalahan, aib atau kelemahan
seseorang itu yang menyebabkan si pelaku itu berasa puas. Ia adalah
suatu penyakit hati yang akan menyerang sesiapa sahaja. Hanya keimanan
dan ketaqwaan yang kukuh mampu mengatasi rasa buruk sangka dan mencari
kesalahan orang lain ini.
Allah Ta’ala berfirman.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا“
Wahai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, kerana
sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (Surah Al-Hujurat ayat 12)
Dalam
ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan berprasangka,
kerana sebagian tindakan berprasangka ada yang merupakan perbuatan dosa.
Dalam ayat ini juga terdapat larangan
berbuat tajassus. Tajassus ialah mencari-cari kesalahan-kesalahan atau
keburukan atau aib orang lain, yang biasanya merupakan kesan dari
prasangka yang buruk.
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
إِيَّا
كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ
تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا
وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ
حْوَانًا
Maksudnya
: “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, kerana
prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling
mencari keburukan orang lain, saling inti-mengintip, saling mendengki,
saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba
Allah yang bersaudara” (Hadis Riwayat Al-Bukhari no. 6064 dan Muslim
no. 2563 )
Amirul Mukminin Umar bin Khathab
berkata, “Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar
dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan
hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada
prasangka-prasangka yang baik”
Sufyan bin
Husain berkata, “Aku pernah menyebutkan keburukn seseorang di hadapan
Iyas bin Mu’awiyyah. Beliaupun memandangi wajahku seraya berkata,
“Apakah kamu pernah ikut memerangi bangsa Romawi?” Aku menjawab,
“Tidak”. Beliau bertanya lagi, “Kalau memerangi bangsa Sind , Hind
(India) atau Turki?” Aku juga menjawab, “Tidak”. Beliau berkata,
“Apakah layak, bangsa Romawi, Sind, Hind dan Turki selamat dari
keburuknmu sementara saudaramu yang muslim tidak selamat dari
keburukanmu?” Setelah kejadian itu, aku tidak pernah mengulangi lagi
berbuat seperti itu” ( Bidayah wa Nihayah, Ibnu Kathir (XIII/121)
Abu
Hatim bin Hibban Al-Busti bekata: Orang yang berakal wajib mencari
keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus dan
senantiasa sibuk memikirkan keburukan dirinya sendiri. Sesungguhnya
orang yang sibuk memikirkan keburukan dirinya sendiri dan melupakan
keburukan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa
gelisah. Setiap kali dia melihat keburukan yang ada pada dirinya, maka
dia akan merasa hina tatkala melihat keburukan yang serupa ada pada
saudaranya. Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan
keburukan orang lain dan melupakan keburukannya sendiri, maka hatinya
akan buta, badannya akan merasa letih dan akan sulit baginya
meninggalkan keburukan dirinya”.[Raudhah Al-‘Uqala (hal.131)]
Beliau
juga berkata,:“Tajassus adalah cabang dari kemunafikan, sebagaimana
sebaliknya prasangka yang baik merupakan cabang dari keimanan. Orang
yang berakal akan berprasangka baik kepada saudaranya, dan tidak mau
membuatnya sedih dan berduka. Sedangkan orang yang bodoh akan selalu
berprasangka buruk kepada saudaranya dan tidak segan-segan berbuat jahat
dan membuatnya menderita”.[Raudhah Al-‘Uqala (hal.133)]
p/s: tidak kah terfikir yang orang itu punya masalah dan doakan dia dipermudahkan urusan dan dipermudahkan membayar. bersangka baik dan berdoalah selalu. kerna aku juga melakukan yang sama pada yang meminjam. andai tiada, tak apalah. adalah doa ku pada mereka, namun ku bercakap dengan Pencipta ku, bukan dengan hamba-hambanya yang hurmm..... tak apalah Hasbi Allah, Wanikmal Wakil, Fanikmal Maula, Wa nikmal Nassir. Cukuplah hanya Allah tempat ku berlindung dan dialah sebaik-baiknya Pelindung.
No comments:
Post a Comment